Hidup di jaman modern memang amat sangat menguntungkan, hidup menjadi lebih mudah untuk dijalani. Semua serba tersedia, serba bagus, serba cepat, serba praktis dan serba efisien. Tinggal kitanya saja yang harus pintar-pintar menyesuaikan antara kebutuhan dengan anggaran yang tersedia.
Kita tahu, banyak sekali macam barang yang di pajang di etalase mall, toko modern dan tayangan iklan. Dari keperluan fashion, barang-barang elektronika, kuliner.....semua serba menggiurkan. Dan rasa-rasanya semuanya itu memang kita perlukan. Jika kita tidak bijaksana menyikapinya, tentu akan sangat mengacaukan keuangan kita....dan itu pasti....
Ada beberapa catatan kisah nyata berkenaan dengan konsumerisme masyarakat saat ini, semoga ini tidak menimpa anda dan saya
- A, istri seorang Kepala Seksi di sebuah BUMN, dengan 2 orang anak. Tanpa setahu suaminya, A mempunyai hutang total +/- Rp, 125.000.000,-. Selidik punya selidik, ternyata di sela-sela mengantar anak-anaknya ke sekolah, A suka sekali pergi ke Mall dengan teman"nya. Ada saja yang dibelinya, sayangnya apa yang dibeli bukan barang investasi (emas), tapi barang-barang remeh - temeh. Ibu A juga bersikap "Bossy" kepada teman-temannya. Semakin lama semakin tidak terkendali hobby belanjanya. Dan untuk menutupi hutang-hutangnya tersebut dari suaminya, mulailah ibu A berdagang merugi. Maksudnya, misalkan dia mengambil beras 1 kw dari temannya yang pedagang beras, seharga Rp.650.000,-. Dia akan melepas beras tersebut dengan harga hanya Rp. 400.000,-. Dan hal ini dilakukan semata-mata untuk mendapatkan uang tunai, yang kemudian dipergunakan untuk membayar hutang-hutangnya. Begitu seterusnya, tanpa terasa hutangnya menumpuk sampai angka tersebut diatas. Menjual rumahlah akhirnya solusinya.
- B - gadis belia kelas 2 SMA. Hanya untuk memenuhi kebutuhan fashionnya, agar tidak dikatakan tertinggal/cupu oleh teman-temannya, B ini rela digandeng Om-Om senang, yang memang punya hobby memanfaatkan situasi kebutuhan gadis-gadis remaja yang sedang mencari jati dirinya. Tidak terpikirkan bagaimana masa depan mereka nantinya, yang mereka butuhkan kebutuhan saat ini telah terpenuhi.
- C - seorang wanita lulusan D-3, terjebak teman pria dunia mayanya. Dari hanya untuk memenuhi kebutuhan baju, sepatu dan Hp (BB) nya. C rela mengirim foto telanjangnya (ck ck ck....hari gini, masih saja ada wanita baik-baik...? yang mau melakukannya), ke teman prianya di dunia maya. Dan akibatnya, tanpa dia sadari, foto telanjang C tersebut, beredar dari inbox ke inbox dengan narasi seakan sedang butuh uang dan mau menjual diri. Sedikit saran dari seorang teman untuk para remaja putri : apabila ada teman pria dunia maya yang seperti ini, kirimkan saja foto telanjang permintaan teman tersebut dengan meng-klik foto dari internet, banyak koq foto wanita telanjang disana, dengan begitu akan amanlah anda dari kejahatan dunia maya...
Berhati-hatilah dengan nafsu belanja kita, karena jika kita tidak bisa berlaku bijaksana, akan celakalah kita. Iklan yang tertayangpun tidak semuanya jujur, khususnya untuk barang-barang keperluan rumah tangga (obat nyamuk bakar/listrik/oles, pengharum ruangan, pembersih lantai, shampo, pengharum pakaian, cat dinding, dls.). Konsumen seperti kita ini seringkali tidak diberi tahu effek samping jangka panjangnya. Rumah kita menjadi bersih, steril itu baik, tapi yang perlu kita waspadai, jangan sampai kita justru sedang memberi sentuhan racun buat orang-orang tercinta kita. Jadi sebaiknya beli sesuai kebutuhan dan pakai sesuai dengan naluri masing-masing kita. Ada baiknya kita yang menjadi tuan bagi uang belanja kita, jangan jadikan uang sebagai tuan kita, salah-salah kita yang akan terperdaya.